Jumat, 03 Desember 2010

RENJANA


Senyumku dalam malam
diam menanti binar – binar rindu
mengharap rindu yang hinggap  matamu
diantara desah malam
seperti serpihan bintang
yang terbentang diangkasa,
Senyum mengembang
bersama kisah dan kenangan yang ada
memancarkan pesona
dari waktu ke waktu
dan menyuguhi harapan
untuk rinduku bersambut

Syaif Hakim

ENIGMA


Waktu terlalu rentan mengucap huruf – huruf
Yang terkubur dalam masa silam
Kusadari apa yang terlewatkan
Dan kata yang sembunyi dalam lorong bahasa
Kini tinggal kisah yang mungkin abadi
Sebab aku adalah penyaksi
Pada getir malam yang menjelang
Dan ingin kusingkap rahasia
Walau secercah harap
Yang tak pernah terpisahkan
Antara kenyakinanku
Dan kesangsianku
cv
Syaif Hakim

DEWI CINTA


Selamat datang dewi cinta
Yang tak pernah pamrih akan anugrah
Kau selalu hadirkan kami kebahagian
Kau selalu hadirkan kami kesedihan
Setiap kata yang kau berikan
Setiap napas yang kau tiupkan
Tak pernah terpisahkan
Akan anugrah sang pencipta
Setiap aliran darahku
Seperti hulu air yang ingin mencapai hilir
Seperti angin yang ingin mencari celah
Tak pernah kau sematkan kata benci
Tak pernah juga kau bisikan sepenggal penyesalan

Prediksi Pertandingan Indonesia VS Laos

Indonesia VS Laos.
Lawan yang tidak boleh di pandang sebelah mata, saat melakoni partai kedua penyisihan Grup A Piala AFF 2010, Sabtu, 4 Desember 2010 19:30:00 WIB, Gelora Bung Karno - Jakarta, Indonesia.

Optimisme layak diapungkan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, mengingat Irfan Bachdim dkk, mengawali laga perdananya di penyisihan Grup A Piala AFF 2010 mengalahkan Malaysia dengan hasil yang memuaskan 5-1  di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu (1/12) Malam WIB.

Hasil ini membuat Timnas Indonesia memiliki percaya diri yang tinggi karena mereka memuncaki klasemen sementara dengan nilai tiga. Akan tetapi mereka tidak boleh lengah dan menganggap remeh Laos, karena mereka pun dapat menahan Imbang pasukan Thailand di Partai pertama penyisihan Grup A Piala AFF 2010, Rabu, (1/12 Malam WIB.
Laos yang mengandalkan skuad di SEA Games 2009 lalu berusaha untuk memperlihatkan performa terbaik mereka, dan tak ingin menjadi lumbung gol bagi tim lainnya yang mereka hadapi di partai kedua penyisihan Grup A Piala AFF 2010, yakni Indonesia.

Menurut saya, keberhasilan Laos menjadi juara kualifikasi Piala AFF memperlihatkan tim tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Saya menilai pertandingan melawan Laos sangat penting bagi tim Merah putih.

 Alfred Riedl dan anak asuhannya harus menjadikan duel melawan Laos sebagai tujuan untuk lolos di Fase selanjutnya. Namun Alfred Riedl tidak boleh jumawa, karena keberhasilan Laos lolos menjadi juara kualifikasi Piala AFF dan telah berhasil menahan imbang Thailand menunjukkan kualitas mereka berbeda beberapa tahun silam. Dan untuk itu Timnas tidak boleh lenggah sedikit pun saat melakoni partai kedua mereka melawan Laos.


Head to head Indonesia vs Laos:
13 Januari 2007           : Indonesia 3-1 Laos
07 Desember 2004      : Laos 0-6 Indonesia
05 Oktober 1997         : Indonesia 5-2 Laos

Prediksi Susunan Pemain Indonesia vs Laos:

Indonesia (4-4-2): Markus, Zulkifli, Maman, Hamka, Nasuha, Oktovianus, Bustomi, Firman, M.Ridwan, Gonzales, Irfan Bachdim. Cadangan: Ferry Rontisulu, B.Wahyudi, M.Robby, Slamet Riyadi, Toni Sucipto, Eka Ramdani, Arif Suyono, Bambang P., Y.Aribowo, Dendi Santoso.

Laos (4-4-2):  Bounthisan, Kitsada, Souksavanh, Pinkeo, Phommapanya, Syvilay, Sysomvang, Soukhavong, Liththideth, Phapouvanin, Singlo.
Cadangan: Somvang, Namthaviaxay, Liepvisay, Vongsouriyasack, Hanvilay, Inthammavong, Vongchiengkham, Sysoutham, Phomsouvanh, Phimmasen, Sayavutthi

Prediksi Skor Pertandingan Indonesia VS Laos :
Indonesia 3-1 Laos

Syaif Hakim: NOVEMBER

Syaif Hakim: NOVEMBER: "

Memburu masa lalu, mengejar bayang-bayang yang tak past



“Aku ingin kembali ke masa itu, masa di mana aku dapat leluasa berbuat apa pun tanpa berpikir tentang kewajiban-kewajiban setelah menjadi dewasa”, itulah ucapannya ketika sedang berada di alam bawah sadar yang dia sendiri pun tidak pernah merasa sadar dengan ucapan-ucapannya setelah kadar akohol yang di minumnya tidak lagi merusak pikirannya tentang kehidupan nyata. Aku merasa heran dengannya, kenapa ia ingin kembali ke masa lalunya. Karena menurutku tidak mungkin semua perkataannya akan tercapai. Bahkan aku merasa masa lalu tidak akan pernah kembali lagi.
Ucapannya itu keluar dari rongga mulut sahabatku yang bernama Sakti. aku dan Sakti tinggal dalam satu kost yang sama. Aku merasa aneh dengan ucapannya ketika kali pertama bertemu, aku mendengar ucapannya yang menurutku aneh ketika malam pergantian tahun. Bahkan ucapannya itu selalu kudengar setiap kali Malam Pergantian Tahun. Namun keanehan itu telah terjawab ketika menyadari kalau semua perkataan yang di keluarkan dari mulutnya adalah kata-kata yang tidak di sadarinya, akibat dari menenggak minuman keras.
Malam pergantian tahun yang ketiga kalinya aku dan Sakti merayakan bersama. Malam itu Sakti terus saja menenggak minuman keras dalam botol, walaupun ia sudah tidak mampu untuk mengendalikan dirinya. Ketika itu ia berjalan santai dengan menenggak minuman keras tanpa peduli orang sekitar yang memperhatikan tingkah lakunya, yang menurut warga tidak baik bahkan dapat merusak citra baik yang selama ini selalu di banggakan warga desa.
Ketika itu aku segera menghampirinya di saat menyadari kalau keberadaannya menganggu warga yang lain. Seketika aku mengelengkan kepala di saat ia menawari minuman keras yang di gengam eram kedua tangannya. Aku menolaknya dengan lembut agar ia tidak merasa marah karena tawarannya di tolak.
“ Kenapa kamu menolak tawaranku?, padahal kalau kamu tahu air ini adalah air kenikmatan,” tanyanya lalu segera melanjutkan pembicaraannya dengan melontarkan pertanyaan kedua kalinya padaku. “Kamu tahu kenapa alasannya aku meminum air ini?”
“Maaf aku sudah lama tidak meminum-minuman keras lagi, dan sungguh aku tidak tahu alasannya kenapa kau meminumnya” Jawabanku saat itu dengan nada lembut agar ia tidak jauh dariku. Sebab pabila ia menjauh dariku, aku tidak tahu alasannya kenapa ia selalu berkata hal yang sama ketika malam pergantian tahun.
“Baguslah kalau kamu tidak meminumnya, dan kalau kamu meminumnya berarti jatahku berkurang,” Diam sebentar lalu tertawa sekeras-kerasnya,”Hahahahahaha........”
“Maaf sebelumnya, tadi kamu bertanya padaku tentang alasan kenapa kamu meminum air itu dan aku..........,”Sebelum aku melanjutkan pembicaraanku ia seperti tahu maksud pembicaraanku
“Jadi kamu ingin mengetahui kenapa alasannya aku menenggak minuman ini?,” Diam mencoba menunggu jawabanku, lalu ia kembali melanjutkan bicaranya setelah melihat wajahku yang saat itu hanya menganggukan kepala,”Baiklah, aku menenggak minuman ini karena menurutku dengan minuman ini aku bisa berbuat apa pun semauku. Dan aku merasa bahagia, senang, tanpa sedikit pun merasa kalau semua kehidupanku sulit. Bahkan untuk menggapai masa depan pun aku tidak mampu. Untuk itu aku meminum-minuman keras ini.”
“Lalu?” Tanyaku heran
“Yach dengan minuman keras ini aku bisa kembali ke masa lalu dan dapat mengejar bayang-bayang tentang masa depan yang tidak mungkin dapat kuraih di alam nyata. “
“Bukankah dengan minuman keras itu kita hanya bisa berkhayal tanpa sedikit pun merasa tercapai dengan bayang-bayang tentang masa depan.”
“Yach, tapi setidaknya aku bisa merasakan bayang-bayang tentang masa depan walau hanya dalam khayalan. Dan aku dapat memburu masa lalu yang selalu kuharap agar ia datang kembali” Jawabnya dengan sedikit tertawa. Namun suara tawanya tidak terdengar dengan keras.
Suara Adzan Isya bersahutan antara mushala-mushala dan masjid-masjid, layaknya mengajak seluruh umat manusia untuk menjalankan ibadah. Orang-orang pun berduyun-duyun menuju ke masjid dengan pakaian rapih dan sedikit minyak wangi yang mewangikan badan mereka. Dan aku segera bergantian pakaian. Aku pergi meninggalkan sahabatku setelah berpamitan dan ia pun menerimanya walau sebenarnya dari raut wajahnya terlihat kalau ia tidak senang denganku karena telah memotong pembicaraan. Lalu aku segera memberinya saran bahwa setelah aku melaksanakan sholat, aku akan melanjutkan pembicaraan dengannya lagi.
Lalu setelah sholat isya selesai orang-orang baru saja keluar dari masjid, Sakti saat itu menungguku di halaman masjid sambil merancau dengan kalimat yang sama, kata-kata yang diucapkannya seperti ia tidak sadar akan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Sehingga menarik perhatian orang-orang tersebut, tetapi mereka menghindar dan hanya melihat kearahnya dengan raut wajah kesall dan jijik melihat tingkahnya. Sampai seorang lelaki yang kukenal sebagai Rt di wilayahku menengurnya.
“ Sakti kamu tidak sholat?”
“Apa Pak?” Jawab Sakti seperti tidak mendengar perkataan Pak RT
“Kamu tidak sholat?”
“Sholat....?, Bapak ini bodoh ya!, atau Bapak tidak tahu keadaanku sekarang?”,Bentaknya lalu mencoba untuk menjelaskan keadaannya,”Aku ini sedang mabuk, apakah orang yang sedang mabuk boleh sholat?”
“Jadi kamu ini sedang mabuk, kalau begitu akan saya urus kamu ke kantor polisi”
“Sudah, jangan banyak omong. Urus dirimu sendiri.”Jawabnya seenaknya.
Saat itu aku segera menghampirinya dan mencoba memberikan pengertian pada Pak RT agar Sakti tidak di laporkan ke kantor polisi dan bertanggung jawab atas sahabatku agar tidak berbuat yang tidak baik kepada para warga. Pak RT pun akhirnya mengerti dan mempercayaiku untuk menjaganya agar ia tidak berbuat yang tidak baik kepada para warga dan Pak RT pun beranjak pergi meninggalkan kami berdua.
Aku akhirnya mengajaknya untuk kembali ke kostnsan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari masjid. Saat itu Sakti tetap menenggak minuman keras, walaupun jalannya sudah sempoyongan. Kata-kata yang sering kudengar setiap kali malam pergantian baru dan setiap kali Sakti menenggak minuman keras kembali terdengar, hingga para warga yang sedang asyik dengan aktivitasnya bersama keluarga, teman, saudara yang tidak ingin meninggalkan kesempatan untuk merasakan malam pergantian baru pun terpenrangah melihat tingkah laku sahabatku itu. Dan ada diantara mereka yang bertanya mengapa aku bersedia menemaninya. Akan tetapi aku tidak menjawabnya dan hanya berjalan mengikuti gerak langkah sahabatku itu untuk segera sampai ke kostsan.
Sesampainya dikostsan kami hanya mengobrol seadanya dan setelah itu aku meninggalkannya seorang diri untuk mencari angin dan membeli persedian rokok yang sudah mulai habis. Aku meninggalkan Sakti dengan berbagai macam minuman keras yang sudah dibeli sewaktu siang tadi. Namun kepergianku tidak membuatnya merasa seorang diri. Karena ia dapat dengan leluasa dengan imajinasinya dan khayalannya seorang diri.
Orang-orang menikmati malam pergantian tahun; ada yang jalan-jalan sehabis Isya, ada yang berkunjung ke rumah saudara, sahabat untuk menikmati malam pergantian tahun dengan berbagai macam aktivitas; membakar jagung, ayam. Tapi banyak pula orang-orang yang seperti Sakti yang hanya menikmati malam tahun baru dengan menenggak minuman keras. Dan berkeluyuran mencari minuman keras ke berbagai tempat yang menjual dan membelinya untuk dinikmati secara bersama maupun sendiri seperti Sakti yang hanya menikmati minuman keras seorang sendiri.
Tak seperti lainnya, Sakti hanya rebahan didalam kamar, berbeda dengan orang-orang yang menikmati malam pergantian tahun dengan pergi ke tempat-tempat hiburan dan hanya berkeluyuran entah kemana arah tujuannya. Di dalam kamarnya ia hanya menatap langit-langit kamar dengan kedua tanganya dilipat sebagai alas kepala. Dan Sakti pun tidak merasa bahagia dengan kedatangan tahun baru, yang tidak seperti orang-orang lainnya yang merasa bahagia dengan malam pergantian tahun. Walaupun ada pula golongan tertentu yang merasa sedih dengan kedatangan tahun baru. Karena ia tidak ingin meninggalkan cerita masa lalunya yang mungkin dianggapnya masa terindah didalam kehidupannya. Dan itu pula yang dirasakan Sakti, ia merasa tahun baru telah merengut kehidupan dimasa lalunya yang dianggapnya masa bahagia, senang tanpa sedikit pun merasa kalau semua kehidupannya di masa sekarang yang dirasanya sulit untuk mengejar bayang-bayang masa depan yang tak pasti.
Lalu ketika dia telah terlelap dari tidurnya seorang lelaki yang mirip denganku membangunkan tidurnya. Saat itu aku memakai pakaian bersih dengan sarung dan kopiah putih. Wajahku ketika itu nampak sangat tenang dan tersenyum ramah padanya.
“Sakti, kenapa kamu masih meminum-minuman keras ini?, bukankah kau pernah berjanji padaku bahwa kamu tidak akan meminum air haram ini.”
“ Apakah keberadaanku menganggumu, sehingga kau bertanya seperti itu untuk kedua kalinya?” Jawabnya sambil mencoba bangun dari tidurnya.
“Sedikit pun aku tidak merasa terganggu, tapi aku heran denganmu. Tadi kamu berkata padaku bahwa kau ingin mengejar bayang-bayang tentang masa depan. Akan tetapi kamu hanya membuang-buang waktumu untuk hal-hal yang bersifat merugikan dirimu sendiri.” Jawabku saat itu.
“Ya aku memang ingin memiliki masa depan. Akan tetapi masa depan itu tidak mudah kuraih. Bahkan aku merasa masa depan itu masih bersifat bayang-bayang yang tak pasti. Selain itu aku merasa lebih baik kembali memburu masa lalu dari pada aku harus mengejar bayang-bayang akan masa depan yang tak pasti.” jawabnya rendah diri sambil menata rambut yang acak-acakan
“Apa yang kau katakan itu benar, memang masa depan seseorang dan siapa pun dia tidak akan diperlihatkan padanya ia akan menjadi apa, sukses atau tidak. Untuk itu dibutuhkan usaha dan keseriusan untuk mendapatkannya,”Ujarku menasehati, lalu kembali melanjutkan pembicaraanku.”Dan kalau kamu ingin kembali ke masa lalu, itu berarti suatu kemunduran dalam hidupmu. Kamu sama saja pengecut bahkan bisa dikatakan sebagai pecundang. Karena kamu sudah takut sebelum berperang.”
“Tapi.....,”Sebelum Sakti melanjutkan bicara. Aku segera memotongnya.
“Ingat didalam kehidupan kita, kitalah yang harus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan Tuhan yang menentukannya. Akan tetapi pabila usahamu tidak berhasil, berarti Tuhan memberimu jalan yang lain yang bukan kamu inginkan.” Aku pun pergi tanpa berkata-kata lagi. Jalanku saat itu bagaikan seorang Guru yang baru selesai memberikan nasehat dan pelajaran terhadap muridnya.
Ketika aku masuk kedalam kostsan, aku mendapati Sakti saat terbangun dari tidurnya. Dan seketika dia tercengang dan tak percaya melihat ke arahku, setelah kejadian yang dialaminya. Saat itu dia mencoba menceritakan semua tentang mimpi yang ia alami sendiri. Dengan baik dan tidak sedikit pun cerita yang dilebihkan atau dikuranginya. Saat itu aku pun menjelaskan apa yang dialaminya tentangku dialam mimpinya adalah bukan diriku, sebab ketika dia sedang tertidur pulas dengan aneka minuman keras, aku meninggalkannya seorang diri untuk mencari angin dan membeli persedian rokok yang sudah mulai habis. Sejak itulah, Sakti merasa seperti mendapatkan pelajaran yang sangat berharga untuk dirinya. Setiap kali ia merasa tidak mampu untuk mengejar bayang-bayang tentang masa depan, ia teringat nasehatku didalam mimpinya.
Aku merasa apa yang dialaminya sebagai pelajaran buat kehidupanku sendiri dan orang lain yang membaca cerita pendek ini.
                       
                                                                                    Depok, Desember 2010

Kamis, 28 Oktober 2010

Mawar


Bunga mawar ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan kita kepada pasangan kita, orang tua ataupun sahabat kita.Banyak hal yang kita bisa ungkapan dengan memberikan bunga mawar seperti perasaan cinta, kebahagiaan, ucapan selamat ataupun duka cita.

Mawar Merah (Red Rose)
Biasanya digunakan untuk menyatakan perasaan cinta kepada pasangan anda atau kekasih pujaan anda. Mawar merah tak hanya berbicara tentang gelora asmara tapi juga menyimbolkan penghargaan dan keberanian.

Mawar Putih (White Rose)
Mawar putih bunya beberapa arti khusus. Mawar putih memiliki arti seperti kesucian, kerendahan hati, penghormatan, serta penghormatan. Mawar putih merupakan warna yg paling netral di berbagai situasi dan kondisi.

Dari kedua Bunga Mawar di atas yang mana yang kalian sukai ?, alasannya ?

Rabu, 27 Oktober 2010

NOVEMBER


/; Adinda Putri Marzuki
Lingkari waktu dengan aroma tubuh
Tegak menghunus di hati yang mengepu
Pada jejak – jejak yang semakin menjauh
Dalam lindap November
Hujan berlari dari ujung napasku hingga ujung duniamu.
Aku pernah mencintaimu.
Yang tak tahu arti cinta sebenarnya,
karena setiap lembaran,
mengalir berjuta cahaya,
dari kata demi kata mengantarkan fantasi.
Tertawa mengantarkan waktu pada aroma tubuh
Yang menenggelamkan harapan
Akan perjuangan waktu,
kembali retak di musim lalu.
Dan jejak – jejak menjadi tak terlihat
sampai diakhir waktu
sampai percakapan memilin kita,
yang menghentak di muka sajak,
yang terlumat dalam segala jejak,
yang terlempar di halaman waktu,
Sampai khatam usia waktu,
Mengakhiri kisah di akhir November 
 
Depok, 11-12-2009

"BANGKAI”


Aku ini bangkai
Bangkai yang terbuang
Dalam rongga ketidakadilan
Yang hanya mampu berdiam diri
Menunggu mara mengrogoti bangkaiku

DIA, AKU!


Dia adalah aku
Aku adalah dia
Tak ada beda
Sama – sama memberontak
Sama – sama pemberontak
Sama – sama bertanya tentang keadilan,
Sama – sama mempertanyakan keadilan,
Adakah keadilan itu?
Yang akan menjadikan kami merasa bangga ,
Akan keadilan itu
Depok, 26-12-09

Selasa, 26 Oktober 2010

Kerudung Buat Lungguh


Pipinya selalu dicubit. Tubuhnya selalu diraba, bahkan pantatnya sering dipengang oleh lelaki berhidung belang. Ia tidak bisa memarahi mereka yang selalu merayu dan menginginkan tubuhnya untuk mereka raba. Ia hanya bisa menerima walau sebenarnya apa yang dilakukan para lelaki itu seakan membuatnya tidak memiliki martabat. Sebenarnya selama ini Lungguh merasa martabatnya sebagai seorang wanita telah diinjak. Namun perasaannya sirna disaat keluarganya membutuhkan sesuap nasi untuk kehidupan sehari-hari.
Bertahun – tahun Lungguh  menjalani pekerjaan sebagai biduanita pada salah satu cafe hiburan malam. Ia menyanyi dalam malam – malam tertentu dicafe tersebut, karena dirinya adalah seorang penyanyi yang menjadi primadona yang memiliki suara merdu. Bukan hanya karena suaranya yang begitu merdu, sehingga tak tertandingi oleh penyanyi – penyanyi lainnya, tetapi juga karena Lungguh memiliki tubuh yang seksi yang dapat menarik perhatian para lelaki hidung belang. Sebenarnya dilubuk hatinya ia menginginkan pekerjaan yang lebih baik. Namun karena ia hanya memiliki ijazah SMA, ia hanya dapat mengandalkan suara dan kemolekan tubuhnya untuk mencari sesuap nasi untuk dirinya dan seluruh keluarganya.  
Dalam malam setelah pulang dari tempat kerja ia selalu berharap kalau suatu saat nanti ia akan memiliki pekerjaan yang lebih layak. Tetapi Lungguh merasa apa yang selama ini ia harapkan, ia tidak tahu kapan didengar oleh sang pencipta. Dan ia berharap doanya itu selalu mengiringi setiap tarikan napasnya. Hingga doanya dapat menjadikan pagar dirinya agar tidak terjerumus lebih dalam lagi. Dan itulah asalan kuat Lungguh untuk tidak menjual kehormatannya dinikmati para lelaki hidung belang.
Tapi doanya itu tidak berlangsung lama dalam menjaga kehormatannya. Ketika Lungguh baru saja pulang dari tempat kerjanya menuju rumahnya dengan diantar oleh seorang pengemar yang selalu mengantarnya pulang. Dan ditengah perjalanan ia tidak sadarkan diri. Lungguh berteriak dan menangis tersendu – sendu ketika menyadari dirinya telah terbaring lemas disalah satu kamar hotel tanpa satu benang pun yang menutupi anggota tubuhnya. Disaat itulah ia menyadari kalau dirinya telah diperkosa oleh lelaki yang selalu mengantarnya pulang dan itulah asalannya ia menjual tubuhnya dicafe hiburan malam tempat ia bekerja. Sebenarnya ia sendiri ingin keluar dari perkerjaan yang selama ini ia jalani. Namun ia sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk keluar agar tidak terlalu jauh terjurumus dalam dunia hitamnya. Dan akhirnya ia hanya bisa berharap agar suatu hari nanti ia dapat meninggalkan semua perkerjaan yang selama ia jalani.
Lalu disebuah gang kecil yang sepi. Lungguh baru saja pulang dari tempat ia berkerja. Ia diantar oleh seorang lelaki tua yang umurnya berbeda jauh dengan dirinya. Lelaki itu membawa kendaraan pribadi yang mungkin jarang sekali dimiliki oleh penduduk kampung dimana Lungguh tinggal. Saat itu seluruh warga terasa bingung dan penasaran siapakah lelaki yang mengantarnya. Karena sudah beberapa hari ini Lungguh selalu diantar oleh lelaki yang berbeda dan berkendaraan yang berbeda pula.
Tak lama setelah itu suasana bebeda disamping tempat tinggal Lungguh yang mungkin jaraknya hanya dibatasi oleh dua hingga tiga rumah. Disana para warga baru saja keluar dari masjid setelah melaksanakan ibadah sholat subuh dan beberapa ibadah sholat sunah lainnya. Orang – orang itu berduyun-duyun keluar dari masjid. Dan ketika mereka mendapati Lungguh yang sedang berpelukan dengan lelaki yang mereka kenali bukan sebagai warga ditempat mereka tinggal, mereka menaruh curiga siapakah lelaki itu, dan ada hubungannya apa lelaki itu dengan Lungguh. Dan yang semakin membuat mereka bertanya-tanya adalah kebiasaan Lungguh yang selalu membawa lelaki yang berbeda disetiap sholat subuh berjama’ah selesai.
Warga kampung menaruh curiga kepada Lungguh yang selalu pulang pagi hari  diantar oleh para lelaki yang sama sekali tidak mereka kenal. Bahkan warga kampung berprasangka kalau Lungguh bukan wanita baik-baik. Namun tidak bagi lelaki berbadan tambun yang usianya masih sangat muda dibandingkan dengan para jama’ah yang lain dan lelaki itu dikenal sebagai anak dari ulama besar dikampung mereka. Lelaki itu bernama Yamin. Ia menganggap mungkin para lelaki yang selalu  mengantar Lungguh adalah saudara atau rekan kerjanya yang prihatin dengan keadaan Lungguh yang harus pulang pagi hari.
“ Bagaimana kalau kita tegur dia dan menanyakan siapakah lelaki yang berbeda yang selalu mengantarnya pulang?”  Kata pria yang berdiri tepat disamping   Yamin
“ Jangan lebih baik kita tanyakan pendapat Pak RT tentang apa yang kita akan tanyakan padanya.” Jawab Yamin
“ Kau ini selalu saja mencoba menghalangi apa yang kami akan lakukan kepadanya. “ Jawab pria yang biasa dikenal sebagai hansip dikampung mereka.
“ Aku bukannya menghalangi, aku hanya mencoba agar kita tidak su’uzon dan bertindak semau kita.” Jawab Yamin,  disaat para warga hendak mencoba untuk segera menghampiri Lungguh.
“ Kau bilang kami Su’uzon ?, coba kau lihat sendiri. Bukannya yang kau lihat itu bisa dijadikan bukti kalau Lungguh adalah seorang perkerja seks komersial ?,” Sambung warga yang lain
Yamin segera menjawab pertanyaan warga tersebut, “ Maaf sepengetahuanku pabila kita ingin menuduh seseorang itu salah atau tidak kita harus memiliki minimal tiga bukti yang dapat kita jadikan sebagai cara untuk menghukum yang kita anggap salah itu.” Yamin mencoba untuk menarik napas dan setelah itu ia kembali melanjutkan bicaranya, “ Bukannya kita memiliki pemimpin dikampung kita, dan bukannya setiap masalah atau tuduhan para warga harus diketahui oleh Pak RT kita?”
Para warga pun diam dengan cara bicara Yamin yang tegas. Dan lalu “ Benar juga apa yang dikatakan Yamin, kita seharusnya melaporkan terlebih dahulu apa yang kita tuduh kepada Lungguh agar Pak RT dapat mencari jalan keluar. Dan kita pun tidak memakai cara yang belum pernah kita lakukan selama ini.”, Jawab Pak Yahya yang mereka kenal sebagai marbot masjid dikampung mereka.
Beberapa lama kemudian para warga pun meninggalkan masjid dan segera pulang kerumah mereka masing-masing. Para warga mempercayai Yamin untuk segera membicarakan tuduhan mereka kepada Pak RT. Dan Yamin pun segera kerumah Pak RT yang jaraknya tidak jauh dari masjid. Disana ia menceritakan semua apa yang dituduhkan para warga kepada Lungguh. Dan mencoba mencari jalan keluar agar para warga tidak bertindak keras dalam menengurnya.
Keesokan harinya warga pun mendatangi kediaman Pak RT, disana mereka mendapati Yamin sedang berbincang – bincang dengan bertemankan dua gelas kopi dan beraneka makanan ringan. Saat itu warga kampung segera menyampaikan maksud kedatangan mereka. Namun sebelum mereka menjelaskan semuanya kepada Yamin, Yamin segera memotong pembicaraan mereka dan menjawab semua apa yang disampaikan warga kepada mereka berdua. Ia mengatakan bahwa dirinya berserta Pak RT telah menyampaikan kepada Lungguh, tentang pertanyaan yang selama selau menghantui benak mereka. Yamin mengatakan bahwa pria yang selalu mengantar pulang Lungguh adalah rekan kerjanya, kabar ini ia dapatkan langsung dari Lungguh beberapa jam yang lalu.
Pertanyaan – pertanyaan para warga yang selama ini tergiang hingga kedesa sebelah akhirnya dapat terselesaikan tanpa tindakan kasar terhadap Lungguh. Dan kini suasana kampung menjadi tenang kembali.
Beberapa bulan kemudian Yamin heran melihat perbedaan yang tampak jelas dari fisik Lungguh yang nampak bahwa dia sedang mengandung janin bayi. Namun keheranannya tidak ia sampaikan pada siapapun walaupun itu pada orang tuanya bahkan pada warga Karena menurutnya yang dilihatnya belum tentu benar adanya. Maka dari itu ia mencoba untuk mencari jawaban sendiri atas keheranannya.
Dihari yang berbeda ketika ia baru saja pulang tempat ia bekerja. Ia mendapati para warga sedang berkerumung didepan rumah Lungguh dan menarik dengan paksa agar sang pemilik rumah keluar dari rumahnya. Ia merasa saat itu ada suatu masalah baru yang akan terjadi. Dan benar saja ketika ia menanyakan pada salah satu warga ia mendapatkan apa yang terjadi sebenarnya. Warga itu bercerita kalau warga yang lain mengetahui bahwa Lungguh sedang mengandung anak haram dan ingin menghukumnya dengan hukuman dirajam secara bersama didepan halaman kantor desa.
“ Tunggu dulu, apa alasan kalian ingin menghukumnya dengan cara merajamnya? “ Tanya Yamin
“ Kau masih mempertanyakan kenapa kami menghukumnya dengan cara merajam?, sedangkan sudah jelas-jelas dia mengandung janin seorang anak tanpa memiliki suami” Suasana hening ketika salah satu warga menjawab pertanyaan Yamin, “ Dan itu artinya dia seorang pelacur, dan hukuman bagi seorang penjinah atau pelacur harus dihukum dengan cara dirajam hingga mati.”
“ Betul.....Rajam dia.” Teriak seluruh warga kampung
Saat itu Yamin mencoba merelai mereka dan meminta para warga agar tidak bertindak menghakimi sendiri dengan cara merajamnya. Namun usahanya tidak sedikit pun didengar para warga. Dan dengan keyakinannya untuk menolong Lungguh dan janin yang tidak bersalah, ia mengutarakan niatnya untuk menikahkannya  dan menjadikannya istri walaupun niatnya pasti dilarang dengan keras oleh kedua orang tuanya.
Beberapa hari setelah kejadian itu Yamin mencoba menceritakan dan mengutarakan maksunya kepada kedua orangnya untuk menjadikan Lungguh sebagai Istrinya. Saat itu sebenarnya orang tuanya melarang dan tidak menyetujui niatnya itu. Akan tetapi setelah Yamin mencoba untuk menyakinkan orang tuanya kalau niatnya ini adalah ingin menyelamatkan janin seorang bayi yang tidak bersalah. Maka orang tuanya pun dapat menerimanya dengan Syarat ia harus meninggalkan kampung halamannya.
 Beberapa lama kemudian Yamin pun dengan yakin menerima syarat tersebut walaupun ia harus meninggalkan kedua orang tuanya. Dan ia akan membawa Lungguh kesuatu desa dan hidup bersama.

                                                                                                Depok, 2010