Jumat, 03 Desember 2010

RENJANA


Senyumku dalam malam
diam menanti binar – binar rindu
mengharap rindu yang hinggap  matamu
diantara desah malam
seperti serpihan bintang
yang terbentang diangkasa,
Senyum mengembang
bersama kisah dan kenangan yang ada
memancarkan pesona
dari waktu ke waktu
dan menyuguhi harapan
untuk rinduku bersambut

Syaif Hakim

ENIGMA


Waktu terlalu rentan mengucap huruf – huruf
Yang terkubur dalam masa silam
Kusadari apa yang terlewatkan
Dan kata yang sembunyi dalam lorong bahasa
Kini tinggal kisah yang mungkin abadi
Sebab aku adalah penyaksi
Pada getir malam yang menjelang
Dan ingin kusingkap rahasia
Walau secercah harap
Yang tak pernah terpisahkan
Antara kenyakinanku
Dan kesangsianku
cv
Syaif Hakim

DEWI CINTA


Selamat datang dewi cinta
Yang tak pernah pamrih akan anugrah
Kau selalu hadirkan kami kebahagian
Kau selalu hadirkan kami kesedihan
Setiap kata yang kau berikan
Setiap napas yang kau tiupkan
Tak pernah terpisahkan
Akan anugrah sang pencipta
Setiap aliran darahku
Seperti hulu air yang ingin mencapai hilir
Seperti angin yang ingin mencari celah
Tak pernah kau sematkan kata benci
Tak pernah juga kau bisikan sepenggal penyesalan

Prediksi Pertandingan Indonesia VS Laos

Indonesia VS Laos.
Lawan yang tidak boleh di pandang sebelah mata, saat melakoni partai kedua penyisihan Grup A Piala AFF 2010, Sabtu, 4 Desember 2010 19:30:00 WIB, Gelora Bung Karno - Jakarta, Indonesia.

Optimisme layak diapungkan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, mengingat Irfan Bachdim dkk, mengawali laga perdananya di penyisihan Grup A Piala AFF 2010 mengalahkan Malaysia dengan hasil yang memuaskan 5-1  di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu (1/12) Malam WIB.

Hasil ini membuat Timnas Indonesia memiliki percaya diri yang tinggi karena mereka memuncaki klasemen sementara dengan nilai tiga. Akan tetapi mereka tidak boleh lengah dan menganggap remeh Laos, karena mereka pun dapat menahan Imbang pasukan Thailand di Partai pertama penyisihan Grup A Piala AFF 2010, Rabu, (1/12 Malam WIB.
Laos yang mengandalkan skuad di SEA Games 2009 lalu berusaha untuk memperlihatkan performa terbaik mereka, dan tak ingin menjadi lumbung gol bagi tim lainnya yang mereka hadapi di partai kedua penyisihan Grup A Piala AFF 2010, yakni Indonesia.

Menurut saya, keberhasilan Laos menjadi juara kualifikasi Piala AFF memperlihatkan tim tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Saya menilai pertandingan melawan Laos sangat penting bagi tim Merah putih.

 Alfred Riedl dan anak asuhannya harus menjadikan duel melawan Laos sebagai tujuan untuk lolos di Fase selanjutnya. Namun Alfred Riedl tidak boleh jumawa, karena keberhasilan Laos lolos menjadi juara kualifikasi Piala AFF dan telah berhasil menahan imbang Thailand menunjukkan kualitas mereka berbeda beberapa tahun silam. Dan untuk itu Timnas tidak boleh lenggah sedikit pun saat melakoni partai kedua mereka melawan Laos.


Head to head Indonesia vs Laos:
13 Januari 2007           : Indonesia 3-1 Laos
07 Desember 2004      : Laos 0-6 Indonesia
05 Oktober 1997         : Indonesia 5-2 Laos

Prediksi Susunan Pemain Indonesia vs Laos:

Indonesia (4-4-2): Markus, Zulkifli, Maman, Hamka, Nasuha, Oktovianus, Bustomi, Firman, M.Ridwan, Gonzales, Irfan Bachdim. Cadangan: Ferry Rontisulu, B.Wahyudi, M.Robby, Slamet Riyadi, Toni Sucipto, Eka Ramdani, Arif Suyono, Bambang P., Y.Aribowo, Dendi Santoso.

Laos (4-4-2):  Bounthisan, Kitsada, Souksavanh, Pinkeo, Phommapanya, Syvilay, Sysomvang, Soukhavong, Liththideth, Phapouvanin, Singlo.
Cadangan: Somvang, Namthaviaxay, Liepvisay, Vongsouriyasack, Hanvilay, Inthammavong, Vongchiengkham, Sysoutham, Phomsouvanh, Phimmasen, Sayavutthi

Prediksi Skor Pertandingan Indonesia VS Laos :
Indonesia 3-1 Laos

Syaif Hakim: NOVEMBER

Syaif Hakim: NOVEMBER: "

Memburu masa lalu, mengejar bayang-bayang yang tak past



“Aku ingin kembali ke masa itu, masa di mana aku dapat leluasa berbuat apa pun tanpa berpikir tentang kewajiban-kewajiban setelah menjadi dewasa”, itulah ucapannya ketika sedang berada di alam bawah sadar yang dia sendiri pun tidak pernah merasa sadar dengan ucapan-ucapannya setelah kadar akohol yang di minumnya tidak lagi merusak pikirannya tentang kehidupan nyata. Aku merasa heran dengannya, kenapa ia ingin kembali ke masa lalunya. Karena menurutku tidak mungkin semua perkataannya akan tercapai. Bahkan aku merasa masa lalu tidak akan pernah kembali lagi.
Ucapannya itu keluar dari rongga mulut sahabatku yang bernama Sakti. aku dan Sakti tinggal dalam satu kost yang sama. Aku merasa aneh dengan ucapannya ketika kali pertama bertemu, aku mendengar ucapannya yang menurutku aneh ketika malam pergantian tahun. Bahkan ucapannya itu selalu kudengar setiap kali Malam Pergantian Tahun. Namun keanehan itu telah terjawab ketika menyadari kalau semua perkataan yang di keluarkan dari mulutnya adalah kata-kata yang tidak di sadarinya, akibat dari menenggak minuman keras.
Malam pergantian tahun yang ketiga kalinya aku dan Sakti merayakan bersama. Malam itu Sakti terus saja menenggak minuman keras dalam botol, walaupun ia sudah tidak mampu untuk mengendalikan dirinya. Ketika itu ia berjalan santai dengan menenggak minuman keras tanpa peduli orang sekitar yang memperhatikan tingkah lakunya, yang menurut warga tidak baik bahkan dapat merusak citra baik yang selama ini selalu di banggakan warga desa.
Ketika itu aku segera menghampirinya di saat menyadari kalau keberadaannya menganggu warga yang lain. Seketika aku mengelengkan kepala di saat ia menawari minuman keras yang di gengam eram kedua tangannya. Aku menolaknya dengan lembut agar ia tidak merasa marah karena tawarannya di tolak.
“ Kenapa kamu menolak tawaranku?, padahal kalau kamu tahu air ini adalah air kenikmatan,” tanyanya lalu segera melanjutkan pembicaraannya dengan melontarkan pertanyaan kedua kalinya padaku. “Kamu tahu kenapa alasannya aku meminum air ini?”
“Maaf aku sudah lama tidak meminum-minuman keras lagi, dan sungguh aku tidak tahu alasannya kenapa kau meminumnya” Jawabanku saat itu dengan nada lembut agar ia tidak jauh dariku. Sebab pabila ia menjauh dariku, aku tidak tahu alasannya kenapa ia selalu berkata hal yang sama ketika malam pergantian tahun.
“Baguslah kalau kamu tidak meminumnya, dan kalau kamu meminumnya berarti jatahku berkurang,” Diam sebentar lalu tertawa sekeras-kerasnya,”Hahahahahaha........”
“Maaf sebelumnya, tadi kamu bertanya padaku tentang alasan kenapa kamu meminum air itu dan aku..........,”Sebelum aku melanjutkan pembicaraanku ia seperti tahu maksud pembicaraanku
“Jadi kamu ingin mengetahui kenapa alasannya aku menenggak minuman ini?,” Diam mencoba menunggu jawabanku, lalu ia kembali melanjutkan bicaranya setelah melihat wajahku yang saat itu hanya menganggukan kepala,”Baiklah, aku menenggak minuman ini karena menurutku dengan minuman ini aku bisa berbuat apa pun semauku. Dan aku merasa bahagia, senang, tanpa sedikit pun merasa kalau semua kehidupanku sulit. Bahkan untuk menggapai masa depan pun aku tidak mampu. Untuk itu aku meminum-minuman keras ini.”
“Lalu?” Tanyaku heran
“Yach dengan minuman keras ini aku bisa kembali ke masa lalu dan dapat mengejar bayang-bayang tentang masa depan yang tidak mungkin dapat kuraih di alam nyata. “
“Bukankah dengan minuman keras itu kita hanya bisa berkhayal tanpa sedikit pun merasa tercapai dengan bayang-bayang tentang masa depan.”
“Yach, tapi setidaknya aku bisa merasakan bayang-bayang tentang masa depan walau hanya dalam khayalan. Dan aku dapat memburu masa lalu yang selalu kuharap agar ia datang kembali” Jawabnya dengan sedikit tertawa. Namun suara tawanya tidak terdengar dengan keras.
Suara Adzan Isya bersahutan antara mushala-mushala dan masjid-masjid, layaknya mengajak seluruh umat manusia untuk menjalankan ibadah. Orang-orang pun berduyun-duyun menuju ke masjid dengan pakaian rapih dan sedikit minyak wangi yang mewangikan badan mereka. Dan aku segera bergantian pakaian. Aku pergi meninggalkan sahabatku setelah berpamitan dan ia pun menerimanya walau sebenarnya dari raut wajahnya terlihat kalau ia tidak senang denganku karena telah memotong pembicaraan. Lalu aku segera memberinya saran bahwa setelah aku melaksanakan sholat, aku akan melanjutkan pembicaraan dengannya lagi.
Lalu setelah sholat isya selesai orang-orang baru saja keluar dari masjid, Sakti saat itu menungguku di halaman masjid sambil merancau dengan kalimat yang sama, kata-kata yang diucapkannya seperti ia tidak sadar akan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Sehingga menarik perhatian orang-orang tersebut, tetapi mereka menghindar dan hanya melihat kearahnya dengan raut wajah kesall dan jijik melihat tingkahnya. Sampai seorang lelaki yang kukenal sebagai Rt di wilayahku menengurnya.
“ Sakti kamu tidak sholat?”
“Apa Pak?” Jawab Sakti seperti tidak mendengar perkataan Pak RT
“Kamu tidak sholat?”
“Sholat....?, Bapak ini bodoh ya!, atau Bapak tidak tahu keadaanku sekarang?”,Bentaknya lalu mencoba untuk menjelaskan keadaannya,”Aku ini sedang mabuk, apakah orang yang sedang mabuk boleh sholat?”
“Jadi kamu ini sedang mabuk, kalau begitu akan saya urus kamu ke kantor polisi”
“Sudah, jangan banyak omong. Urus dirimu sendiri.”Jawabnya seenaknya.
Saat itu aku segera menghampirinya dan mencoba memberikan pengertian pada Pak RT agar Sakti tidak di laporkan ke kantor polisi dan bertanggung jawab atas sahabatku agar tidak berbuat yang tidak baik kepada para warga. Pak RT pun akhirnya mengerti dan mempercayaiku untuk menjaganya agar ia tidak berbuat yang tidak baik kepada para warga dan Pak RT pun beranjak pergi meninggalkan kami berdua.
Aku akhirnya mengajaknya untuk kembali ke kostnsan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari masjid. Saat itu Sakti tetap menenggak minuman keras, walaupun jalannya sudah sempoyongan. Kata-kata yang sering kudengar setiap kali malam pergantian baru dan setiap kali Sakti menenggak minuman keras kembali terdengar, hingga para warga yang sedang asyik dengan aktivitasnya bersama keluarga, teman, saudara yang tidak ingin meninggalkan kesempatan untuk merasakan malam pergantian baru pun terpenrangah melihat tingkah laku sahabatku itu. Dan ada diantara mereka yang bertanya mengapa aku bersedia menemaninya. Akan tetapi aku tidak menjawabnya dan hanya berjalan mengikuti gerak langkah sahabatku itu untuk segera sampai ke kostsan.
Sesampainya dikostsan kami hanya mengobrol seadanya dan setelah itu aku meninggalkannya seorang diri untuk mencari angin dan membeli persedian rokok yang sudah mulai habis. Aku meninggalkan Sakti dengan berbagai macam minuman keras yang sudah dibeli sewaktu siang tadi. Namun kepergianku tidak membuatnya merasa seorang diri. Karena ia dapat dengan leluasa dengan imajinasinya dan khayalannya seorang diri.
Orang-orang menikmati malam pergantian tahun; ada yang jalan-jalan sehabis Isya, ada yang berkunjung ke rumah saudara, sahabat untuk menikmati malam pergantian tahun dengan berbagai macam aktivitas; membakar jagung, ayam. Tapi banyak pula orang-orang yang seperti Sakti yang hanya menikmati malam tahun baru dengan menenggak minuman keras. Dan berkeluyuran mencari minuman keras ke berbagai tempat yang menjual dan membelinya untuk dinikmati secara bersama maupun sendiri seperti Sakti yang hanya menikmati minuman keras seorang sendiri.
Tak seperti lainnya, Sakti hanya rebahan didalam kamar, berbeda dengan orang-orang yang menikmati malam pergantian tahun dengan pergi ke tempat-tempat hiburan dan hanya berkeluyuran entah kemana arah tujuannya. Di dalam kamarnya ia hanya menatap langit-langit kamar dengan kedua tanganya dilipat sebagai alas kepala. Dan Sakti pun tidak merasa bahagia dengan kedatangan tahun baru, yang tidak seperti orang-orang lainnya yang merasa bahagia dengan malam pergantian tahun. Walaupun ada pula golongan tertentu yang merasa sedih dengan kedatangan tahun baru. Karena ia tidak ingin meninggalkan cerita masa lalunya yang mungkin dianggapnya masa terindah didalam kehidupannya. Dan itu pula yang dirasakan Sakti, ia merasa tahun baru telah merengut kehidupan dimasa lalunya yang dianggapnya masa bahagia, senang tanpa sedikit pun merasa kalau semua kehidupannya di masa sekarang yang dirasanya sulit untuk mengejar bayang-bayang masa depan yang tak pasti.
Lalu ketika dia telah terlelap dari tidurnya seorang lelaki yang mirip denganku membangunkan tidurnya. Saat itu aku memakai pakaian bersih dengan sarung dan kopiah putih. Wajahku ketika itu nampak sangat tenang dan tersenyum ramah padanya.
“Sakti, kenapa kamu masih meminum-minuman keras ini?, bukankah kau pernah berjanji padaku bahwa kamu tidak akan meminum air haram ini.”
“ Apakah keberadaanku menganggumu, sehingga kau bertanya seperti itu untuk kedua kalinya?” Jawabnya sambil mencoba bangun dari tidurnya.
“Sedikit pun aku tidak merasa terganggu, tapi aku heran denganmu. Tadi kamu berkata padaku bahwa kau ingin mengejar bayang-bayang tentang masa depan. Akan tetapi kamu hanya membuang-buang waktumu untuk hal-hal yang bersifat merugikan dirimu sendiri.” Jawabku saat itu.
“Ya aku memang ingin memiliki masa depan. Akan tetapi masa depan itu tidak mudah kuraih. Bahkan aku merasa masa depan itu masih bersifat bayang-bayang yang tak pasti. Selain itu aku merasa lebih baik kembali memburu masa lalu dari pada aku harus mengejar bayang-bayang akan masa depan yang tak pasti.” jawabnya rendah diri sambil menata rambut yang acak-acakan
“Apa yang kau katakan itu benar, memang masa depan seseorang dan siapa pun dia tidak akan diperlihatkan padanya ia akan menjadi apa, sukses atau tidak. Untuk itu dibutuhkan usaha dan keseriusan untuk mendapatkannya,”Ujarku menasehati, lalu kembali melanjutkan pembicaraanku.”Dan kalau kamu ingin kembali ke masa lalu, itu berarti suatu kemunduran dalam hidupmu. Kamu sama saja pengecut bahkan bisa dikatakan sebagai pecundang. Karena kamu sudah takut sebelum berperang.”
“Tapi.....,”Sebelum Sakti melanjutkan bicara. Aku segera memotongnya.
“Ingat didalam kehidupan kita, kitalah yang harus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan Tuhan yang menentukannya. Akan tetapi pabila usahamu tidak berhasil, berarti Tuhan memberimu jalan yang lain yang bukan kamu inginkan.” Aku pun pergi tanpa berkata-kata lagi. Jalanku saat itu bagaikan seorang Guru yang baru selesai memberikan nasehat dan pelajaran terhadap muridnya.
Ketika aku masuk kedalam kostsan, aku mendapati Sakti saat terbangun dari tidurnya. Dan seketika dia tercengang dan tak percaya melihat ke arahku, setelah kejadian yang dialaminya. Saat itu dia mencoba menceritakan semua tentang mimpi yang ia alami sendiri. Dengan baik dan tidak sedikit pun cerita yang dilebihkan atau dikuranginya. Saat itu aku pun menjelaskan apa yang dialaminya tentangku dialam mimpinya adalah bukan diriku, sebab ketika dia sedang tertidur pulas dengan aneka minuman keras, aku meninggalkannya seorang diri untuk mencari angin dan membeli persedian rokok yang sudah mulai habis. Sejak itulah, Sakti merasa seperti mendapatkan pelajaran yang sangat berharga untuk dirinya. Setiap kali ia merasa tidak mampu untuk mengejar bayang-bayang tentang masa depan, ia teringat nasehatku didalam mimpinya.
Aku merasa apa yang dialaminya sebagai pelajaran buat kehidupanku sendiri dan orang lain yang membaca cerita pendek ini.
                       
                                                                                    Depok, Desember 2010